Judul: Rahasia Cara Belajar Einstein
Penulis: Andi Setiadi
Penerbit: DIVA Press
Cetakan: Pertama, 2014
Tebal Buku: 218 halaman
ISBN: 978-602-255-494
Albert Einstein. Siapa yang
tidak mengenal nama ini? Nama Einstein seolah identik dengan kata “genius”. Hal
ini berhubungan erat dengan banyaknya teori yang telah berhasil ia cetuskan,
diantaranya yaitu teori relativitas (umum dan khusus), teori medan terpadu,
teori hukum fotolistik, dan lain sebagainya. Dari hasil karyanya yang luar
biasa inilah, pada gilirannya Einstein menjadi seorang fisikawan terkemuka di
dunia sekaligus mendapatkan sebutan sebagai “Bapak Fisika Modern” hingga saat
ini.
Ketenaran nama Einstein dengan
beragam hasil karyanya, memang begitu dikenal oleh banyak orang. Namun, tentang
bagaimana caranya Einstein meraih semua itu masih dapat dibilang sangat sedikit
yang mengetahuinya. Padahal, mengenal seseorang yang hebat tanpa mengambil
pelajaran (hikmah) darinya untuk kita contoh dalam meraih kesuksesan untuk diri
kita sendiri di masa mendatang sangatlah rugi. Maka dari itu, untuk mengetahui
secara mendalam tentang bagaimana caranya Einstein belajar hingga menggapai
prestasi yang menggembirakan tersebut, kita dapat menemukannya di dalam buku Rahasia
Cara Belajar Einstein ini.
Di dalam buku ini telah
dijelaskan bahwasanya kegeniusan Einstein tidak semata-mata diperoleh dari
anugrah atau wahyu dari Tuhan, melainkan didapatkan dari jerih payahnya yang
sangat panjang dalam melakoni proses belajar. Tahukah Anda, bahwasannya
Einstein kecil pernah dikeluarkan dari Sekolah Dasar (SD) Katolik di Munich
karena mengalami keterlambatan bicara?
Ya, pada usia 8 tahun Einstein
pernah dikeluarkan dari SD karena masalah keterlambatan bicara tersebut. Namun,
untungnya orang tua Einstein sangat penyabar dan memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap nasib pendidikan anaknya. Akhirnya, mereka sendirilah yang
membimbing Einstein kecil secara intensif di rumahnya hingga pada akhirnya ia
diterima di sekolah Gymnasium Luitpold (sekarang berganti nama Albert Einstein
Gymnasium) (halaman 15).
Kepedulian, pengawasan dan
pembimbingan dari pihak orang tua itulah yang menjadi faktor penting untuk
meraih kesuksesan pada suatu proses pendidikan. Tanpa semua itu, proses
pendidikan yang berlangsung di sebuah institusi pendidikan tidak akan berjalan
secara sempurna. Karena, secara prosentasenya peserta didik lebih banyak
menghabiskan waktu setiap harinya di rumah daripada di sekolahan.
Selanjutnya, kedua orang tua
Einstein tidak pernah mengekang akan kesukaannya dalam belajar suatu ilmu
pengetahuan. Mereka memberikan keleluasaan kepada Einstein untuk menekuni
bidang keilmuan yang ia sukai, meski pilihan Einstein itu berbeda dengan
pilihan dari kedua orang tuanya. Karena, pengekangan terhadap pilihan seorang
pembelajar itu hanya akan memperlambat perkembangan potensi yang ada pada diri
anak tersebut. Perlu diketahui bahwasannya setiap orang itu memiliki
kecenderungan dan bakat masing-masing. Berbeda, antara yang satu dengan yang
lainnya.
Di samping kondisi lingkungan
yang sangat mendukung akan proses belajarnya, Einstein memiliki rasa ingin tahu
yang sangat tinggi. Dari rasa keingintahuannya itu, ia berusaha sangat keras
dan tekun untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang terngiang di dalam
benaknya sampai ia mengetahui semua jawabannya secara keseluruhan.
Seperti halnya Thomas Alva
Edison, yang baru berhasil menemukan bola lampu setelah melakukan percobaannya
yang ke-1.000, Einstein juga tidak takut melakukan banyak kesalahan dalam
belajar atau menemukan teori-teorinya. Meski banyak mengalami kegagalan, ia
terus mencoba dan mencoba hingga berhasil. Menurut Einstein, seseorang yang
tidak pernah melakukan kesalahan, berarti tidak pernah mencoba sesuatu yang
baru (halaman 172). Kebenaran itu diketahui setelah kita melakukan kesalahan.
Untuk itu, kita tidak boleh takut melakukan kesalah dalam belajar suatu
disiplin ilmu. Karena jika kita takut salah, kita takkan pernah menemukan yang
namanya kebenaran.
Kebenaran merupakan puncak dari
tujuan Einstein belajar. Di samping itu, tujuan Einstein belajar adalah untuk
mengabdikan dirinya kepada ilmu pengetahuan itu sendiri serta kepada masyarakat
luas. Bukan seperti kebanyakan dari kita, belajar hanya untuk mencari ijazah
demi kepentingan dunia semata; pekerjaan, jabatan, atau hal yang lainnya.
Sehingga, tidaklah heran jika Einstain itu selalu giat dan semangat belajar
sampai akhir hayatnya sekalipun. Berbeda dengan kita yang berhenti belajar
ketika pekerjaan, jabatan, atau yang tujuan lainnya telah berhasil kita
dapatkan.
Akhirnya, di dalam buku ini
banyak diuraikan perihal yang berhubungan dengan kegeniusan Einstein, mulai
dari proses dan kunci belajar Einstein, situasi dan kondisi pendukung
pembelajaran Einstein, hingga bagaimana sistem Einstein mengajar. Sehingga,
buku ini tidak hanya cocok dibaca oleh para pembelajar saja, tetapi juga cocok
dibaca oleh tenaga pendidik, orang tua, guru, atau siapa saja yang merasa
peduli terhadap pendidikan dan pengajaran. Di dalam buku ini juga terdapat
banyak mutiara hikmah yang bisa menjadi cerminan bagi kita semua dalam berusaha
mencontoh proses kreatif manusia genius seperti Einstein.
Dimuat di eramadina.com, 29 Agustus 2014
0 komentar:
Posting Komentar